Living Hadis Pada Tradisi Majelis Suroan di Desa Ngroto Gubug Grobogan
Abstract
Secara historis, sebagian besar masyarakat Jawa masih menganut sebuah sistem kepercayaan sebelum kedatangan dan meluasnya Islam di Nusantara. Seperti halnya bulan Suro yang banyak disalahpahami akan kekeramatannya sebagai bulan “sangar” yang memberikan bahaya dan musibah. Sehingga, banyak penggelaran ritual di bulan Suro yang masih berada di bawah pengaruh sistem kepercayaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap aspek living hadis pada tradisi majelis suroan masyarakat di desa Ngroto Gubug Grobogan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif-deskriptif, yang disertai analisis data melalui metode living hadis. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini ialah bahwa masyarakat Ngroto telah banyak menganut ajaran TQN Utsmaniyyah, sehingga ritual keagamaannya seperti haul Satu Suro yang diagendakan tidak jauh beda dari majelis-majelis jama’ah Al-Khidmah. Tradisi ini sudah menjadi turun-temurun sejak puluhan tahun. Selain itu, rangkaian acara dalam haul suroan tersebut secara sederhana meliputi tawassul, tahlil, pembacaan manaqib dan maulid, yang kesemuanya ternyata merupakan fenomena living hadis.