METODOLOGI PENAFSIRAN AL-QUR’AN MENURUT FAZLUR RAHMAN
Abstract
Based on anxiety towards stagnation of Islamic thought, Fazlur Rahman attempted to reconstruct the paradigm and methodology of text interpretation that can restore the spirit of progressive Islam that is always actual at anywhere and anytime. To that end, he developed a Qur’anic hermeneutics oriented to understand the text of the Qur’an contextually. Hermeneutics is epistemologically based on his view that the text of the Qur’an is a historical product of Arab society. This thesis does not mean that he asserts the transcendental dimension of the Qur’an, but he would like to affirm that the messages or transcendental values are profaned within the scope of the historicity of the Arab community as its first recipient. Therefore, it is necessary to make a distinction between the universal moral values and historical legal products contained in the text. With this thesis, he offers a model of double movements in the interpretation of the Qur’an. The first movement is that of the present situation to the time of al-Qur’an, while the second movement should start from the principles of the generalized text to contemporary socio-historical reality. Berbasis kegelisahan terhadap kejumudan pemikiran Islam, Fazlur Rahman berupaya merekonstruksi paradigma dan metodologi interpretasi teks yang dipandangnya dapat mengembalikan spirit progresifitas Islam yang selalu aktual di manapun dan kapanpun. Untuk tujuan tersebut, ia mengembangkan hermeneutika al-Qur’an yang berorientasi pada pemahaman teks al-Qur’an secara kontekstual. Hermeneutika ini secara epistemologis berbasis pada pandangannya bahwa teks al-Qur’an merupakan produk historis masyarakat Arab. Tesis ini tidak berarti bahwa ia menegasikan dimensi transendental al-Qur’an, namun ia ingin menegaskan bahwa pesan-pesan atau nilainilai transendental diprofankan dalam lingkup historisitas masyarakat Arab sebagai penerima pertamanya. Oleh karena itu, perlu adanya pembedaan antara nilai-nilai moral yang bersifat universal dan produk legal historis yang terdapat dalam teks tersebut. Dengan tesis ini, ia menawarkan model double movement (gerakan ganda) dalam menafsirkan al-Qur’an. Gerakan pertama yakni dari situasi sekarang ke masa al-Qur’an. Sementara gerakan yang kedua berangkat dari prinsip-prinsip yang digeneralisasikan dari teks ke realitas sosio-historis kontemporer.