Narasi Islamisme dan Pesantren: Pola Penolakan Islam Politik di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo

Abstract

The polemic between religion and the nation-state is very recurrent and has the potential to strengthen when there are some critical changes in the political landscape. This case is reinforced by the results of a survey with the theme of scholars and nation-states, which reached 71.56 percent of scholars who received and 16.44 percent of scholars who rejected nation-states with different backgrounds. The purpose of this study is to explain the narrative of Islamism and its patterns of rejection in Pondok Modern Darussalam Gontor. The research method used is ethnographic in the sense of understanding the practice and life of individuals as part of a wider community and scope, with research subjects being religious scholars who are people with a formal religious education background in Pondok Modern Darussalam Gontor. The results showed that in facing the narrative of Islamism, the people of Pondok Modern Darusalam Gontor used a puritanical (puritanical moderate Islam) discourse of Islam with the perspective of political Islamization. Political Islamization does not mean that it wants to break down the ideology of the Unitary Republic of Indonesia, but rather still accepts the concept of the NKRI nation-state, including the ideology of Pancasila, only to clarify the basis and objectives following Islam by being semi-rejectionist towards a controversial interpretation of government.   Polemik yang terjadi antara agama dan negara-bangsa sangat recurrent dan berpotensi menguat ketika terjadi beberapa perubahan penting dalam lanskap politik. Hal ini diperkuat dengan hasil survei dengan tema ulama dan negara bangsa yang mencapai angka 71,56 persen ulama yang menerima dan 16,44 persen ulama yang menolak negara-bangsa dengan latar belakang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan narasi Islamisme dan pola penolakannya di Pondok Modern Darussalam Gontor. Metode penelitian yang digunakan adalah etnografis dalam pengertian untuk memahami praktik serta kehidupan individu sebagai bagian dari komunitas serta cangkupan yang lebih luas, dengan subjek penelitian adalah religious scholar yang merupakan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan agama secara formal di Pondok Modern Darussalam Gontor. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam menghadapi narasi Islamisme masyarakat Pondok Modern Darusalam Gontor menggunakan wacana Islam moderat puritan (puritanical moderat Islam) aksepsionis dengan kacamata Islamisasi politik. Islamisasi politik bukan berarti ingin merobohkan ideologi NKRI, tetapi tetap menerima konsep negara-bangsa NKRI, termasuk ideologi Pancasila, hanya saja lebih memperjelas dasar dan tujuan-tujuan yang sesuai dengan Islam dengan bersikap semi-rejeksionis terhadap interpretasi pemerintah yang kontroversial.