Ajakan Rekonsiliasi yang Bertepuk Sebelah Tangan (Analisis Komentar Video “Jangan Panggil Aku Cina” di Youtube)

Abstract

The issue of sentiment towards the Chinese ethnic in Indonesia often creates social conflict that threatens the integration of the nation. Some of the riots that put the Chinese ethnic into the target of mass violence show that this sentiment is not merely latent, but often a tragedy. The development of information and communication technology contributes to strengthen the conflict or otherwise reduce it. One of the media that often become a channel of inter-ethnic conflict is Youtube. Through this medium can be reviewed how the message is communicated so it could be known as hidden problems. This article examines a video “Jangan Panggil Aku Cina” on Youtube who gets a very wide YouTuber visit and gets comments from the pro and contra. This study uses the Intertextuality Analysis method in visual semiotics from Julio Kristiva. The results show that text permutations tend to be based on stereotypical views and prejudices that place Chinese ethnic as a bad ethnic. Among them are not struggling in independence, tend to be oriented to ancestral lands, tend to be exclusive, and have an agenda to control Indonesia as Chinese ethnic dominates Singapore and get rid of Malays ethnic. The permutation of the text framed by the prejudice results in a reductive text, as it ignores the facts of Chinese ethnic service in the economic, political, media and literary fields.   Persoalan sentiment terhadap etnis Cina di Indonesia kerap menimbulkan konflik sosial yang mengancam integrasi bangsa. Beberapa kerusuhan yang menempatkan etnis Cina sebagai sasaran amuk massa menunjukkan bahwa sentiment ini tidak sekedar bersifat laten (tersembunyi), melainkan kerap menjadi tragedi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi turut memberi andil dalam menguatkan konflik atau sebaliknya meredamnya. Salah satu media yang kerap menjadi saluran konflik antar etnis ini adalah Youtube. Melalui media ini dapat ditelaah bagaimana pesan dikomunikasikan sehingga dapat diketahui masalah masalah yang tersembunyi. Artikel ini mengkaji sebuah video berjudul “Jangan Panggil Aku Cina” di Youtube yang mendapat kunjungan youtuber sangat luas dan mendapat komentar dari yang pro dan kontra. Kajian ini menggunakan metode analisis intertekstualitas dalam semiotika visual dari Julia Kristeva, yang menekankan pada model analisis permutasi teks. Hasil kajian menunjukkan bahwa permutasi teks cenderung dilandasi pandangan stereotip dan prasangka sehingga menempatkan etnis Cina sebagai etnis yang buruk. Di antaranya tidak ikut berjuang dalam kemerdekaan, cenderung berorientasi ke negeri leluhur, cenderung ekslusif, dan punya agenda akan menguasai Indonesia seperti etnis Cina menguasai Singapura dan menyingkirkan etnis Melayu. Permutasi teks yang dibingkai prasangka tersebut menghasilkan teks teks yang bersifat reduktif, karena mengabaikan fakta fakta jasa etnis Cina di bidang ekonomi, politik, media, dan sastra.