Hubungan Antara Tayangan K-Drama di Televisi dengan Perilaku pada Anak Remaja dalam Mengimitasi Korean Fashion

Abstract

Recent phenomenon of television is often shows a variety of Korean products and one of them was Korean drama (K-Drama). K-Drama is one of the television drama series that is famous until today and very popular among public. The objective of this research was to find out is there a relationship between K-Drama shows in television with behavior of the teenager to imitate Korean fashion at Bhinneka highschool Karawang. This research used quantitative with correlational analysis data by using social learning theory from Albert Bandura. The Theory was discovered by Albert Bandura to discuss the learning process through media massa as opposite to traditional learning process. The starting point of learning process is a phenimenon that can be observed, directly or indirectly. That phenomenon may occur in the person's daily activities, and also be presented directly by television, books, films and other media massa. The results of this study found there was a significant relationship between the intensity of K-Drama show with low but definite relationship (rs = 0.375), K-Drama message content with medium relationship (rs = 0,517) and K-Drama show attractiveness with strong relationship (rs = 0.641) with behavior of teenager to imitate Korean fashion. Fenomena belakangan ini televisi sering menyajikan berbagai produkproduk Korea salah satunya K-Drama (Drama Korea). Drama Korea sebagai salah satu serial drama televisi yang saat ini sedang booming dan diminati khalayak khsususnya remaja. Riset ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tayangan drama Korea dengan perilaku pada anak remaja dalam mengimitasi Korean fashion dengan mengambil sampel penelitian di SMK Bhinneka Kabupaten Karawang. Metode riset ini adalah kuantitatif dengan analisis korelasional dan teori yang digunakan adalah teori social learning Albert Bandura. Social Learning Theory berasumsi bahwa belajar bisa dilakukan melalui media massa dan tidak harus dilakukan dengan cara yang konvensional. Awal mula proses belajar adalah mengamati sebuah fenomena yang sedang terjadi, yang bisa dilakukan secara langsung ataupun melalui sebuah fasilitas oleh seseorang. Sebuah fenomena di sekeliling kita bisa terjadi pada siapapun yang dapat diamati secara langsung dari televisi, buku, film dan media massa lainnya. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa ada hubungan intensitas tayangan drama Korea dengan hubungan yang signifikan (rs = 0,375), isi pesan tayangan drama Korea dengan hubungan yang signifikan (rs = 0,517) dan daya tarik tayangan drama Korea dengan yang signifikan (rs = 0,641) dengan perilaku pada anak remaja dalam mengimitasi Korean fashion.