PEMIKIRAN TEOLOGI DALAM TAFSIR DEPARTEMEN AGAMA

Abstract

Islam yang datang ke Nusantara  adalah paham  teologi Asy`ariyah, kental dengan warna Sufisme (Tarikat) dan kurangnya pengaruh paham teologi rasional Teologi Asy`ariah semakin berkembang dan menjadi mapan di Indonesia ketika sejumlah ulama yang belajar di Timur Tengah, terutama di Makkah dan Madinah, kembali ke Indonesia sejak abad ke-17 dan 18. Mereka ini, yang secara sosial dan intelektual termasuk ke dalam jaringan ulama di Timur Tengah, yang mempelajari dan mengikuti aliran teologi Asyariah, yang selanjutnya mereka sebarkan melalui kitab-kitab yang mereka tulis.  Ulama-ulama besar abad ini seperti Hamzah Fansuri, Ar-Raniri, Abdul Rauf al-Singkili, Al-Maqasri dan Muhammad Nafis Al-Banjari dan Al-Palimbangi adalah pengikut dokrin kalam Asy’ariyah. Namun, hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Penafsiran terhadap ayat-ayat kalam dalam Tafsir Depag memiliki kecenderungan agak dekat kepada corak pemikiran kalam rasional-Maturidiyah Samarkand. Sebaliknya sedikit sekali persamaannya dengan kalam tradisional (Asy’ariyah dan Maturidiyah Bukhara). Dalam membicarakan kemampuan akal dan fungsi wahyu, ada persamaannya dengan paham kalam Maturidiyah Bukhara, tetapi pendapat dalam Tafsir Depag lebih maju, dimana akal punya potensi mengetahui Tuhan, mengetahui Tuhan itu Esa, mengetahui baik dan buruk, mengetahui dasar adanya kebaikan dan keburukan serta mengetahui adanya kehidupan akhirat.