Pola Migrasi, Enterpreneurship dan Ekspresi Keagamaan Orang Jawa di Jakarta (Studi Kasus Masyarakat Lamongan)

Abstract

Artikel ini menyimpulkan entrepreneuship orang Lamongan di Jakarta terkonstruksi dalam sebuah dialektika bukan karena faktor lingkungan sosial budaya yang bersifat ekslusi sosial. Melainkan motivasi dalam konfigurasi mobilitas sosial climbing sebagai opsi mentransformasi status sosial (achieved status) di masyarakat secara vertikal. Konklusi ini sesuai dengan deskripsi informan yang berwirausaha dalam sektor kuliner. Temuan ini menunjukan lingkungan sosial budaya hanya memberi implikasi terhadap tipologi kesadaran diskursif pada pola migrasi masyarakat Lamongan ke Jakarta.Perilaku kewirausahaan orang Lamongan di Jakarta ditentukan oleh motivasi berprestasi (need of achievement) yang memberikan stimulus terhadap perkembangan masyarakat. Adanya interaksi masyarakat Jawa dengan pasar disertai dengan intensitas kepemilikan lahan. Memberikan implikasi pada aktivitas ekonomi berskala makro yang menyebabkan heterogenitas profesi masyarakat Jawa. Lebih lanjut, kebudayaan Jawa tidak kontras dengan sistem perdagangan dan kewirausahaan.Sementara itu, penulis tidak sependapat dengan konklusi yang mengidentifikasi pandangan mengenai korelasi antara nilai-nilai budaya dan perilaku kewirausahaan. Penjelasan mengenai konstruksi entrepreneurship didasarkan atas asumsi masyarakat yang menanamkan nilai-nilai kewirausahaan akan banyak orang yang menjadi wirausaha. Seperti adanya warisan culture priayi yang menyebabkan masyarakat Jawa berorientasi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kota-kota administratif.Kata Kunci : Migrasi, entrepreneurship, mobilitas sosial, budaya.