Power and Authority di Pondok Pesantren: Potret Kepemimpinan Kiai dalam Lingkungan Multikultural

Abstract

Abstrak Artikel ini mencoba mengeksplorasi konsepsi kepemimpinan kiai di pondok pesantren dalam konteks kekuasaan (power) dan otoritas (authority) dalam lingkungan yang multikultural (multicultural environment). Kepemimpinan merupakan seni memengaruhi (the art of influence) agar orang melakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kekuasaan (power) adalah kesempatan bagi manusia atau sekelompok manusia untuk menyadarkan individu atau kelompokindividulainnya terhadap kemauan yang diinginkan. Kekuasaan menjelma dalam ragam bentuk, seperti: pengaruh, persuasi, manipulasi, kekuatan (force), dan koersi. Sedangkan otoritas merupakan wewenang yang diberikan kepada seseorang atau kelompok atau instansi secara sah agar patuh terhadapnya karena didukung oleh norma dan peraturan yang dibuat. Jadi, kekuasaan terkait erat dengan kemampuan; sedangkan otoritas merupakan hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggungjawab dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Produktivitas kekuasaan dan otoritas selalu berjalan dinamis di dalam lingkungan multikultural. Konsepsi kepemimpinan dalam konteks lingkungan multikultural inilah yang dipraktekkan oleh founding fathers bangsa kita dulu. Kata Kunci: kekuasaan, kepemimpinan kiai, lingkungan multikultural, otoritas, pondok pesantren   Abstract The article is trying to explore the concept of leadership of kiai in pesantren (Islamic boarding school) in the context of power and authority on multicultural environment. Leadership is the art of influence in order to be acted by others in accordance with what he or she wants others do. Power is an opportunity for human being or community to make individual or others aware to the willingness of what he wants. Power incarnates to various forms, for instance: influence, persuasion, manipulation, force as well as coercion. On the other hand, the authority is a right given to someone or community or institution legally in order to obey because of the rules and norms as well that made. So, power is related to capability; the authority is a right to make decision as needed so that the task or assignment as well as responsibility can be carried out effectively and efficiently. The productivity of power and authority is on the tract dynamically in the context of multicultural environment. This concept of leadership in the context of multicultural environment had been practiced by our founding fathers. Keywords: power, leadership of kiai, multicultural environment, authority, pondok pesantren