Penerapan Metode Kotak Kartu Rahasia dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IX MTSN Bengkalis
Abstract
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia aspek keterampilan membaca khususnya pada materi teks tanggapan dengan menggunakan metode Kotak Kartu Rahasia (Kokara) siswa kelas IX MTsN Bengkalis tahun pelajaran 20172019. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan adalah kajian sistematis dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Objek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa MTsN 1 Bengkalis Tahun Pelajaran 2017/2018.Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penerapan metode pemberian tugas pada pembelajaran Bahasa. Untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran dan hasil belajar bahasa Indonesia siswa digunakan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data tentang proses pembelajaran digunakan teknik observasi dan teknik tes. Data yang diperoleh dikelompokkan kemudian ketuntasan identitas dengan menggunakan analisis deskriptif (analisis ketentuan belajar). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penerapan metode Kotak Kartu Rahasia pada pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas empat tahap. Teknik pengumpulan data tentang hasil belajar bahasa Indonesia digunakan teknik penilaian tes tertulis. Data yang diperoleh dikelompokkan kemudian ketuntasan identitas dengan menggunakan analisis deskriptif (analisis ketentuan belajar). Analisis ini bertujuan untuk melihat tingkat penguasaan dan keberhasilan / ketuntasan belajar siswa. Setelah dilakukan perbaikan tindakan siklus II, ketuntasan individu siswa meningkat menjadi 30 (86%) siswa tuntas, dan sebanyak 5 (14%) siswa yang tidak tuntas, berarti mengalami peningkatan sebesar 9%. Demikian juga halnya dengan ketuntasan secara klasikal. Pada siklus I hanya 77% siswa tuntas, pada siklus II ketuntasan klasikal siswa mengalami peningkatan menjadi 86%, meningkat sebesar 9%.