MEMBANGUN TEOLOGI PENGAMPUNAN DALAM KONTEKS PERDAGANGAN MANUSIA DI NUSA TENGGARA TIMUR

Abstract

Kasus perdagangan manusia di Nusa Tenggara Timur tidak hanya menghadirkan pergumulan sukar bagi Gereja Masehi Injili di Timor namun juga rasa bersalah yang hebat pada diri korban dan orang-orang dekat korban. Rasa bersalah tersebut mengakibatkan para korban menciptakan sebuah penderitaan yang baru yakni sikap menghakimi diri sendiri. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan menkonstruksi makna teologi pengampunan dengan dilandaskan rasa keadilan dan kasih sekaligus bagi korban dan juga pengampunan bagi warga GMIT sebagai sebuah persekutuan iman. Lebih lanjut, konstruksi tersebut penulis hasilkan melalui dialog antara ide tradisi mengingat dalam Perjanjian Lama dan juga melalui teologi pengampunan. Melalui studi pustaka ini, penulis berkeyakinan bahwa pengampunan dari para korban tidak hanya akan membawa pembebasan bagi para korban dari rasa bersalah namun juga memiliki dampak transformasi bagi kehidupan bagi para korban dan komunitas iman Gereja Masehi Injili di Timor.