Pemberdayaan Sosial dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat

Abstract

Pemberdayaan masyarakat dengan demikian berarti mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat menjadi subyek pembangunan, problem solver dan memiliki kemandirian dalam menentukan nasib dan masa depannya sendiri. Fokus pemberdayaan masyarakat berorientasi pada keluarga. Proses-proses yang terjadi dalam komunikasi kelompok memungkinkan unsur-unsur kebudayaan, norma sosial, kondisi situasional, tatanan psikologi, sikap mental, konteks tradisi budaya, maupun pengaruh ritual semuanya berproses dan turut menentukan proses-proses pemberdayaan. Dengan demikian, komunikasi kelompok merupakan proses yang sistematik dan terstruktur serta membentuk suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sistemnya, seperti konteks komunikator, konteks pesan, dan konstruksi ide, konteks pola interaksi, konteks situasional, konteks sikap-sikap individu terhadap kelompok dan konsep toleransi yang ada dalam kelompok itu sendiri. Pemberdayaan manusia yang dilakukan dengan benar akan menuju kepada kemandirian.  Dengan adanya shared vision yang dikomunikasikan oleh pimpinan komunitas bersama para fasilitator secara partisipatif, dialogis, konvergen dan demokratis, akan timbul collective action dalam mencapai tujuan komunitas atau kelompok. Dengan demikian terjadi pemberdayaan sosial dan kemitraan yang tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat namun juga menjaga berbagai nilai, norma dan budaya yang baik dalam komunitas.