GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT DAN JENIS LEUKOSIT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU SEBELUM PENGOBATAN DENGAN SETELAH PENGOBATAN SATU BULAN INTENSIF DI PUSKESMAS PEKANBARU

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dengan persentase 80% yang paling sering terjadi di paru-paru. Penularan TB sendiri dapat melalui percikan dahak (droplet nuclei) pada saat batuk atau bersin dan dapat menginfeksi orang lain yang sehat. Diagnosis TB berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan radiologis dan bakteriologis. Pengobatan TB tidak terlepas dari adanya pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) selama 6 bulan masa pengobatan. Pengobatan TB dapat menjadi masalah utama jika pengobatan terputus dan tidak teratur sehingga menyebabkan resistensi dan menjadi Multi Drug Resistence (MDR). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit sebelum dengan setelah pengobatan satu bulan intensif. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan eksperimen semu. Sampel pada penelitian ini adalah pasien TB paru yang baru terdiagnosis TB tanpa mengkonsumsi OAT dengan satu bulan setelah mendapatkan terapi OAT. Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan dari dua belas sampel yang diperoleh didapatkan bahwa jumlah leukosit sebelum pengobatan 25% meningkat dan setelah pengobatan 25% meningkat dan 8% menurun. Hasil limfosit sebelum pengobatan 17% menurun dan setelah pengobatan 17% meningkat dan 8% menurun. Hasil monosit sebelum pengobatan 25% meningkat dan setelah pengobatan 25% meningkat. Hasil granulosit sebelum pengobatan 25% meningkat dan setelah pengobatan 8% meningkat dan 25% menurun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan jumlah leukosit dan jenis leukosit sebelum pengobatan menandakan adanya proses TB yang aktif sedangkan terjadinya penurunan setelah pengobatan satu bulan intensif yang berarti pengobatan dengan OAT dapat menurunkan jumlah leukosit dan jenis leukosit.