Politisi Lokal dan Ziarah Menyingkap Hajat Melalui Alquran Kuno Bismo

Abstract

Ziarah merupakan aktifitas yang sudah menjadi tradisi di kalangan umat Islam di Jawa. Salah satu destinasi penting yang banyak dikunjungi adalah desa Bismo. Di desa tersebut terdapat peninggalan para wali, salah satunya adalah manuskrip Alquran kuno yang diyakini sebagai tulisan tangan sunan Bonang (1465-1525). Tulisan ini mengungkap bagaimana sejarah dan praktik ritual ziarah di Bismo, dan bagaimana resepsi para politisi lokal terhadap ritual ziarah dan Alquran kuno di Bismo. Dengan menggunakan pendekatan antropologis, tulisan ini berkesimpulan bahwa (1) praktik ritual ziarah di Bismo termasuk unik, selain membaca bacaan dan doa sebagaimana yang dilakukan di tempat lain, peziarah yang mempunyai hajat khusus melakukan ritual mandi membuang sial dan membuka Alquran kuno; (2) Ziarah yang dilakukan para politisi lokal di Bismo juga memiliki kekhasan sendiri. Motivasi yang mendorong mereka bukan hanya motivasi keagamaan namun juga motivasi sekular untuk melancarkan cita-cita dan tujuan. Pandangan mereka terhadap Alquran Bismo berkelindan antara pandangan sakralitas terhadap peninggalan wali dan pandangan pragmatis memposisikan Alquran Bismo sebagai instrument untuk menggapai hajat.   Pilgrimage is an activity that has become a tradition among Muslims in Java. One of the most visited destinations is the village of Bismo. In the village, there are relics of the saints, one of which is an ancient Qur'an manuscript that believed to be the handwriting of Sunan Bonang (1465-1525). This paper aims to examine the history and practice of pilgrimage rituals in Bismo, and the reception of local politicians to the rituals of pilgrimage and the ancient Qur'an manuscript in Bismo. Using an anthropological approach, this paper concludes that (1) the practice of pilgrimage rituals in Bismo is unique, in addition to reading prayers as they are carried out elsewhere, pilgrims who have special intentions must perform bathing rituals to get rid of bad luck and open the ancient Qur'an; (2) Pilgrimage by local politicians in Bismo also has its own peculiarities. The motivation that drives them is not only religious enthusiasm but also secular impetus. Their visions on the Bismo Qur'an are intertwined between the view of the sacredness of the relics of the saints and the pragmatic view of positioning the Bismo Qur'an as an instrument to reserve their expectations.