Sumber-Sumber Penafsiran Al-Qur’an

Abstract

Tafsir sebagai upaya memahami kalam Allah dalam perjalanan sejarahnya hingga saat ini mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut tidak lepas dari tiga sumber utama penafsiran al-Qur’an, yaitu al-Atsar, al-Ra’y dan al-Isyârah. Dengan pendekatan historis-normatif artikel ini membahas secara deskriptis-analitis-komprehensif tiga sumber tersebut. Alhasil, tiga sumber tafsir ini memaparkan sebuah informasi sejarah bahwa para mufassir dalam upaya mereka menafsirkan al-Qur’an berlindung pada informasi sejarah yang bersanad, dalil ‘akli dan juga makna-makna simbolik. Pada kategori yang pertama, kebenaran tafsir terletak pada kebenaran sumber yang didasarkan pada penafsiran al-Qur’an, nabi, sahabat, tabi’in, dan informasi histori lainnya, seperti israiliyyat. Di sisi lain penafsiran itu tidak dilihat cukup, karena terkesan kaku dan terbatas pada riwayat an sich. Sehingga terjadinya perkembangan ke arah tafsir bi al-Ray, yang menjadikan ilmu pengetahuan perihal al-Qur’an (mâ haul dan mâ fî al-Nash) sebagai landasannya. Terakhir, al-Isyarah menjadi sumber penafsiran terakhir yang mengembangkan loncatan penafsiran kepada sesuatu yang berada dalam jangkauan sebuah teks, go beyond the text, yang terkadang dekat dengan makna literalnya dan jauh dari makna literalnya.