Reexamining Thich Nhat Hanh’s Concept in Creating World Peace

Abstract

Pada era globalisasi, dunia dihadapkan dengan tantangan permasalahan baru yaitu arus teknologi, ideologi dan budaya yang semakin maju. Tak ayal, hal tersebut menciptakan benturan di kalangan masyarakat yang resistan terhadap arus perkembangan-perkembangan yang ada. Dari sini, masyarakat secara tidak langsung berperan sekaligus menjadi aktor budaya dan teknologi yang sedang mengglobal. Benturan-benturan tersebut telah diciptakan ketika fundamentalis berhadapan dengan konservatif yang tidak mampu menghindar dan terlibat dalam perkembangan dunia global. Pada puncaknya, perang kosmik pun dimulai dengan mengatasnamakan kebenaran dari satu sisi dan prasangka sebagai kejahatan di sisi lainnya. Agama seringkai dimengerti sebagai pemeran utama dalam benturan tersebut, semisal antara Yahudi dan Islam di Palestina, Hindu dan sih di Punjab, Katolik dan Protestan di Irlandia. Pemahaman tentang agama-agama bermanfaat untuk menghindari benturan tersebut dengan dialog dan pengaplikasian etika sebagai metode menciptakan perdamaian. Oleh karena itu, peran agama menjadi krusial selain sebagai petunjuk hidup namun juga sebagai cara kunci perdamaian bagi golongan yang berbeda. Untuk itu, Thich Nhat Hanh, sebagai master Zen dan Biksu Budha menawarkan ajaran kedamaian melalui pendekatan “engaged budhism” dan susunan “interbeing” yang berorientasi pada metode penciptaan kedamaian dunia tidak hanya bagi orang Buddha tetapi juga semua orang dalam menghadapi perbedaan dan perdamaian.