Religion’s Power to Change Human Behavior

Abstract

Agama memang menjadi salah satu isu sensitif yang berkembang subur dalam tatanan sosial masyarakat tertentu. Peran agama di ranah sosial hingga kini masih terus diperdebatkan. Sebagian meyakini bahwa agama tidak memiliki peran signifikan dalam membangun kehidupan sosial, sementara sebagian lain percaya bahwa (nilai-nilai) agama berperan besar dalam membangun tatanan sosial ke arah yang lebih baik. Sebuah hal yang menarik jika melihat peran agama dalam ranah sosial. Sering kali perdebatan muncul oleh karena hal semacam itu. Bagi yang pertama, agama jelas identik dengan moralitas yang mana sangat jelas terlihat dari ajaran-ajaran agama itu sendiri. Bagi yang kedua, menjadi suatu pengetahuan umum bahwa agama dari segi ajarannya sangat berpengaruh besar dalam tatanan sosial dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, perihal perspektif yang pertama (agama identik dengan moralitas), keyakinan tersebut memunculkan tesis lain yang berseberangan yaitu tidak beragama berarti tidak bermoral. Kedua tesis ini identik, saling berkorelasi, meski tidak sama. Artikel ini berupaya mendiskusikan keraguan-keraguan bahwa agama tidak memiliki peran dalam membangun moralitas sosial. Tentu saja artikel ini tidak akan mempertanyakan akan pentingnya nilai-nilai agama dalam kehidupan sosial, melainkan berangkat dari sebuah hipotesis bahwa bermoral atau tidaknya seseorang (manusia) tidak hanya berpijak pada ajaran-ajaran suatu agama. Itu berarti bahwa yang tidak beragama tidak secara langsung berarti tidak bermoral