Ruang Sakral dan Ruang Ritual Prosesi Adat Pernikahan Sintê Mungêrjê pada Masyarakat Gayo Lôt

Abstract

Rational and empirical human dominate modern society. But in practice, modernity often lacks reflection. Wedding processions in modern Gayo communities illustrate this reality. The depth of meaning through symbols and social actions in every stage of the traditional Gayo wedding procession is beginning to be displaced by the ceremonial lack of understanding that tends to be rushed and infiltrated by global culture. This study documents the knowledge and subjective meaning of Gayo traditional actors regarding the tradition of sintê mungêrjê marriage by identifying sacred spaces and ritual spaces, then how the modern Gayo people interpret and act based on the observations of research informants. This qualitative research uses in-depth interview techniques in the data collection process. This research found that the essence of sintê mungêrjê was spirituality and communality nuances characterized by sacred and ritual activity stages. However, this set of norms is no longer institutionalized during modern Gayo society. This condition makes ritual meaningless and presents a culture without a clear personality identity.  AbstrakMasyarakat modern didominasi oleh manusia yang bercirikan rasional dan empiris. Tapi dalam praktiknya, sering ditemukan fenomena modernitas minim refleksi. Hal itu sebagaimana pelaksanaan prosesi adat pernikahan pada masyarakat Gayo modern. Kedalaman makna yang ditampilkan melalui simbol dan tindakan sosial dalam setiap tahapan prosesi adat pernikahan Gayo tradisional mulai tergeser oleh seremonial minim pemahaman yang cenderung tergesa-gesa dan disusupi budaya global. Studi ini mendokumentasikan pengetahuan dan makna subjektif para pelaku adat Gayo mengenai tradisi pernikahan sintê mungêrjê dengan mengidentifikasi ruang sakral dan ruang ritual, kemudian bagaimana masyarakat Gayo modern memaknai dan bertindak berdasarkan pengamatan informan penelitian. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik wawancara mendalam dalam proses pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pemahaman bahwa hakikat sintê mungêrjê adalah spiritualitas dan komunalitas yang diwarnai oleh tahapan kegiatan yang bersifat sakral dan ritual. Namun seperangkat norma ini tidak lagi terinstitusionalisasi di tengah masyarakat Gayo modern sehingga hanya melahirkan ritual miskin makna dan budaya tanpa identitas kepribadian yang jelas.