Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Tanaman Jelatang (Urtica dioca L.) pada Mencit

Abstract

Hiperurisemia merupakan tingginya kadar asam urat dalam darah dan dapat menimbulkan penyakit gout. Salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi hiperurisemia adalah allopurinol. Penggunaan obat tersebut menimbulkan berbagai efek samping jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Tumbuhan jelatang diketahui mengandung flavonoid yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Studi ini dilakukan untuk menguji aktivitas tanaman jelatang dan untuk mengetahui dosis efektifnya dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah pada mencit. Pada penelitian ini, ekstrak dibuat dengan menggunakan metode maserasi menggunakan etanol 70%. Uji dilakukan pada mencit yang diinduksi kalium oksonat dan jus hati ayam agar menaikkan kadar asam uratnya. Kemudian hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok yakni terdiri dari kelompok kontrol negatif (NaCMC 0,5%BB), kontrol positif (allopurinol 13mg/kgBB), kelompok dosis I (125mg/kgBB), dosis II (250mg/kgBB), dan dosis III (500mg/kgBB). Selanjutnya diukur penurunan kadar asam urat darah mencit pada tiap jam selama 5 jam. Kemudian data penurunan kadar asam urat diolah secara statistik menggunakan metode Anova dan Duncan. Berdasarkan hasil uji pada mencit, ekstrak jelatang memiliki aktivitas antihiperurisemia dengan dosis berturut-turut adalah 500mg/kg BB (89,91%), 250mg/kg BB (73,7%), dan 125 mg/kg BB (63,56%). Catatan Penerbit Polekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim dari perspektif atau buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun. Pendanaan Penelitian ini didanai oleh Universitas Perjuangan Tasikmalaya.