NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PROSES TURUNNYA AL-QUR’AN DENGAN TUJUH HURUF
Abstract
Bangsa Arab mempunyai aneka ragam dialek (lahjah) yang timbul dari fitrah mereka. Setiap suku mempunyai format dialek yang tipikal dan berbeda dengan suku-suku lain. Perbedaan dialek itu tentunya sesuai dengan letak geografis dan sosio-kultural dari masing-masing suku. Namun demikian, mereka telah menjadikan bahasa Quraish sebagai bahasa bersama (common language) dalam berkomunikasi, berniaga, mengunjungi ka’bah, dan melakukan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Dari keyataan diatas, sebenarnya kita dapat memahami alasan al-Qur'an diturunkan dengan menggunakan bahasa Qurraish.1 Fenomena al-Qur'an sebagai mukjizat terbesar nabi Muhammad saw ternyata bagaikan magnet yang selalu menarik minat manusia untuk mengkaji dan meneliti kandungan makna dan kebenarannya. al-Qur’an yang diturunkan atas ‘tujuh huruf’(sab’at ahruf) menjadi polemik pengertiannya di kalangan ulama', polemik ini bermuara pada pengertian sab’ah dan ahruf itu sendiri.