Konstruksi Sosiologis sebagai Sumber Pengetahuan dan Nilai yang Dikembangkan dalam Tradisi Pesantren

Abstract

Hubungan antara Kiai-Ulama dengan santrinya, atau pesantren dengan masyarakatnya, sering diungkapkan dalam pola hubungan patron-klien dan, dengan demikian, relasi yang timbul bersifat paternalistik. Dalam proses kehidupan social, Kiai-Ulama justru terlihat sebagai figure yang santun dan gemar mendengar pendapat orang lain, mengemukakan kompromi-kompromi dalam menyelesaikan masalah, atau mendamaikan silang pendapat. Figure demikian tentulah bukan figure otoriter. Dalam pergaulan Kiai-Ulama di pesantren dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas, kita mendapati bahwa perilaku demokratis itu justru penting untuk dikembangkan. Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk memaparkan fakta social yang dibangun dalam tradisi pesantren dengan teori konstruksi social melalui pendekatan kepustakaan library research dengan pengumpulan data melalui berbagai macam literature dan dokumen baik berupa catatan pribadi, buku, jurnal dan lainnya yang berkaitan dengan pembahasan tantang konstruksi sosiologis yang dibangun di dalam pesantren yang kemudian dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan nilai yang dikembangkan dalam tradisi pesantren, hal ini dikarenakan pesantren dan Kiai-Ulama memang tak dapat mengelakkan diri dari pergumulan dengan lingkungan sosialnya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk meningkatkan peran pesantren dalam membangun interaksi social dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya mengingat fungsi pesantren yang bukan hanya sekedar tarbiyah wat ta’lim (mendidik dan mengajar ) tetapi juga sebagai pusat perubahan khususnya dalam hal sosial keagamaan.