MENGKAJI TRADISI NABI SEBAGAI PARADIGMA DAKWAH YANG RAMAH
Abstract
Artikel ini membahas tentang karakteristik dakwah Nabi Muhammad. Diskusi mengenai dakwah yang penuh perdamaian adalah penting. Apalagi, belakangan ini, marak pemberitaan tentang ISIS (Islamic State of Iraq dan Syria), khususnya tentang isu rencana pemulangan eks ISIS ke Indonesia yang menimbulkan pro dan kontra di antara beberapa kalangan. Kendatipun pada akhirnya pemerintah memutuskan untuk tidak memulangkan eks ISIS lintas negara kembali ke Indonesia, namun hal ini sangat mengancam keamanan dan menimbulkan keresahan dan kekhawatiran di tengah masyarakat. Nabi Muhammad adalah teladan bagi para dai dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, dengan penuh kegigihan, rendah hati, dan kesabaran. Dakwah dengan penyampaian yang lemah lembut, dan ramah terhadap realitas sosial yang ada, merupakan ajaran Nabi yang berpijak pada wahyu Allah. Oleh karena itu, para pendakwah tidak hanya dituntut mempelajari sumber-sumber ajaran Ialam, tetapi juga harus memahaminya secara komprehensif melalui berbagai disiplin ilmu yang kemudian diintegrasikan dengan karakter dan kondisi sosial masyarakat. Jika dakwah disampaikan dengan cara anarkis atau kasar, hal itu menunjukkan bahwa minimnya pengetahuan dan penghayatan tentang ajaran Islam. Karena sejatinya tidak ada satu agama pun di dunia ini yang melegalkan atau mengajarkan tindakan anarkis. Agama Islam justru menjadi sumber utama inspirasi kebahagiaan dan kedamaian.