PENGARUH EPOKSIDASI MINYAK BIJI NYAMPLUNG (calophylluminophyllum L) DAN KOSURFAKTAN TERHADAP KINERJA SODIUM LIGNOSULFONAT (SLS) UNTUK ENHANCED OIL RECOVERY (EOR)

Abstract

Rendahnya kemampuan produksi minyak bumi Indonesia disebabkan karena lapangan minyak Indonesia sebagian besar merupakan sumur-sumur tua (mature fields), sehingga produksi minyaknya rendah. Dalam rangka menanggulangi turunnya produksi minyak bumi, telah dikembangkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).Salah satuteknologi EOR yaitu injeksi kimia yang dapat berupa surfaktan.Senyawa epoksida dibuat dari minyak biji nyamplung (callophyluminophyllum L) yang terlebih dahulu disabunkan. Reaksi epoksidasi dilakukan secara in-situ yang terdiri dari asam asetat dan hydrogen peroksida dan tahap selanjunya adalah reaksi asam perasetat dengan sabun.Reaksi dilakukan dalam reaktor batch yang dilengkapi pengaduk dengan variasi suhu 30, 40, 50, dan 600C dengan variasi waktu reaksi selama 15, 30, 60, dan 90 menit. Model kinetika reaksi epoksidasi diasumsikan mengikuti model pseudo-first dan berdasarkan persamaan Arrhenius diperoleh konstanta kecepatan reaksi epoksidasi minyak biji nyamplung adalah 16333,93 exp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 1-oktanol memberikan hasil yang lebih baik dibandingkankan 1-dekanol, dengan nilai IFT sebesar 2,2 x 10-3mN/m. Kata kunci : Enhanced Oil Recovery (EOR), epoksidasi, kosurfaktan, minyak biji nyamplung , sodium lignosulfonat (SLS)