KARAKTERISTIK BIOETANOL HASIL FERMENTASI KULIT SINGKONG

Abstract

Kulit singkong merupakan limbah dari singkong yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi sehingga kulit singkong dapat dijadikan salah satu alternatif bahan baku pembuatan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi terhadap yield pada pembuatan bioethanol dari kulit singkong. Proses pembuatan bioetanol ini melalui tahap – tahap yaitu pembuatan tepung kulit singkong, proses hidrolisis tepung kulit singkong kemudian menganalisa kadar glukosa, proses fermentasi dan proses distilasi. Pembuatan bioetanol dari tepung kulit singkong diawali dengan proses hidrolisis asam. Proses hidrolisis ini bertujuan untuk mengubah polisakarida (pati) menjadi monosakarida (glukosa). Asam yang digunakan adalah asam klorida (HCl) 0,1 N, tepung kulit singkong dalam larutan asam dihidrolisa pada suhu 92oC selama 1 jam. Dari hasil percobaan hidrolisis tepung kulit singkong kemudian dilakukan analisa kadar glukosa. Pada proses fermentasi, buburan hasil hidrolisa asam yang akan difermentasi sebanyak 150 gram. Glukosa akan diuraikan menjadi etanol oleh ragi Saccharomyces cerevisiae. Dalam penelitian ini dilakukan variasi penambahan fermipan (3 gram dan 5 gram) dan waktu fermentasi (2 hari, 4 hari, 6 hari dan 10 hari), jumlah urea 3 gram. Proses distilasi untuk memisahkan etanol dilakukan selama 1 jam atau sampai tidak terjadi tetesan lagi, pada suhu 78oC – 80oC. Pada penelitian ini didapatkan yield maksimum pada waktu fermentasi 6 hari dengan jumlah fermipan 5 gram yaitu 3,7 ml bioetanol. Kata kunci : kulit singkong, bioethanol, hidrolisa, fermentasi.