PENGARUH TEGANGAN DAN JARAK ANTAR ELEKTRODA TERHADAP PEWARNA REMAZOL RED RB DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

Abstract

“Batik merupakan salah satu ciri budaya khas bangsa Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO serta ditetapkan sebagai Warisan Kemanusian untuk Budaya Lisan dan Non bendawi. Perkembangan industri batik naik sangat pesat setiap tahunnya menyebabkan buangan air limbah cair industri batik meningkat. Elektrokoagulasi adalah metode koagulasi dengan menggunakan arus listrik searah melalui peristiwa elektrokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tegangan dan jarak antar elektroda yang optimal yang dapat digunakan pada industri skala kecil. Percobaan ini menggunakan limbah sintetis pewarna Remazol Red RB dengan parameter yang diamati adalah perubahan COD, Warna, dan TSS. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium secara batch dengan menggunakan 2 lempeng aluminium berukuran 6cmx8cmx0,1cm sebagai anoda dan katoda.Elekroda yang digunakan pada penelitian ini adalah Aluminium (Al).Variasi dilakukan pada tegangan dan jarak antar elektroda. Variasi tegangan listrik yang digunakan adalah 10 dan 15 volt. Jarak antar elektroda yang digunakan adalah 2 dan 3 cm. Volume sampel yang digunakan 0,5 L. Sampel diambil pada 0, 20, 40 dan 60 menit sejak elektroda mulai dialirin arus listrik. Analisa laboratorium mengacu pada pada SNI 06-6989.2-2004 untuk parameter COD,SNI M-03-1989-F untuk parameter warna, SK SNI M-03-1989-F untuk parameter TSS. Hasil analisa menunjukkan adanya presentasi penurunan kadar konsentrasi COD mencapai 99,18% terjadi pada menit ke 60, tegangan 10 volt dengan jarak antar elektroda sebesar 3 cm. Parameter warna juga mengalami penurunan mencapai 97,23% terjadi pada menit ke 60, tegangan 10 volt dengan jarak antar elektroda sebesar 3 cm. Untuk TSS mengalami penurunan mencapai 68% pada menit ke 20, tegangan 15 volt dengan jarak antar elektroda 3cm. Kata kunci: elektrokoagulasi,COD, TSS, warna