Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Implementasi Program Gerakan Anti Narkoba Sebagai Upaya Pencegahan Penggunaan Zat Adiktif pada Siswa di SMA NU Juntinyuat

Abstract

During adolescence or many students experience a period of ambivalence (ambivalence). On the one hand, they still want to be comfortable living under the protection and love of their parents, but on the other hand they want to develop independently or independently. It is in these situations and conditions that often rebel teenagers and want to impose their will. This is the situation that happened in the Nahdlatul Ulama Juntinyuat High School (SMA NU Juntinyuat) in Indramayu district, finding students who consumed addictive substances. So that it causes behavior that is not appropriate for students in general. Based on the above background, the authors conducted research with the aim of revealing how the role of Islamic religious education teachers in the implementation of the anti-drug movement program as an effort to prevent the use of addictive substances in students at SMA NU Juntinyuat Indramayu with research objectives: (1) To determine the implementation of the movement program anti drugs at SMA NU Juntinyuat Indramayu. (2) To determine the role of Islamic religious education teachers in efforts to prevent the use of addictive substances in students at SMA NU Juntinyuat. (3) This is to determine the relationship between the anti-drug movement program and efforts to prevent the use of addictive substances by students at SMA NU Juntinyuat. The author in this research uses qualitative research methods. The type of qualitative research that the author uses is a case study. Data collection is carried out by observation, documentation, interview techniques. Data analysis techniques include data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Research information. The conclusion of this study is that the results of the anti-drug movement program implemented in SMA NU Juntinyuat Indramayu succeeded in regaining students' self-confidence. This is known from the decrease in students who are addictive substances. Abstak Pada masa remaja atau siswa banyak mengalami masa ambivalensi (sikap mendua). Di satu sisi meraka masih ingin mendapat kenyamanan hidup di bawah perlindungan dan kasih sayang orang tua, tetapi di sisi lain mereka ingin pula berkembang secara independen atau mandiri.[1] Dalam situasi dan kondisi yang membimbangkan inilah remaja sering memberontak dan ingin memaksakan kehendaknya. Inilah situasi yang terjadi di Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Ulama Juntinyuat (SMA NU Juntinyuat)kabupaten Indramayu, menemukan siswa yang mengkonsumsi zat adiktif. Sehingga menimbulkan perilaku yang tidak sewajarnya selayaknya pelajar pada umumnya. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengungkapkan bagaimana peran guru pendidikan agama Islam dalam implementasi program gerakan anti narkoba sebagai upaya pencegahan penggunaan zat adiktif pada siswa di SMA NU Juntinyuat Indramayu dengan tujuan penelitian: (1) Untuk mengetahui implementasi program gerakan anti narkoba di SMA NU Juntinyuat Indramayu. (2) Untuk mengetahui peran guru pendidikan agama Islamdalam upaya mencegah penggunaan zat adiktif pada siswa di SMA NU Juntinyuat. (3) Untuk mengetahui keterkaitan program gerakan anti narkoba dengan upaya mencegah penggunaan zat adiktif oleh siswa di SMA NU Juntinyuat. Penulis dalam riset ini menggunakan metode penelitian Kualitatif. Jenis penelitian Kualitatif yang penulis gunakan adalah Studi Kasus.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dpkumentasi, wawancara.Teknik analisis data meliputi meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Informan penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Hasil Program gerakan anti narkoba yang diterapkan di SMA NU Juntinyuat Indramayu ini berhasil menumbuhkan kembali rasa percaya diri siswa. Hal ini diketahui dari berkurangnya siswa yang ketergantungan zat adiktif..