PENDIDIKAN ISLAM DALAM ARUS GLOBALISASI: Sebuah Kajian Deskriptif Analitis

Abstract

Pendidikan Islam pada dasarnya merupakan upaya normatif untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam mengembangkan pandangan hidup islami. Globalisasi selain menghadirkan peluang positif untuk hidup mewah, nyaman, murah, indah, dan maju juga dapat menghadirkan peluang negatif, yaitu menimbulkan keresahan, penyesalan, dan penderitaan. Globalisasi bekerja selama 24 jam dengan menawarkan banyak pilihan dan kebebasan yang bersifat pribadi. Pendek kata dewasa ini telah terjadi “banjir pilihan dan peluang”, terserah kemampuan seseorang memilikinya. Demikian juga, bahwa pendidikan Islam berada dalam atmosfer modernisasi dan globalisasi dituntut untuk mampu memainkan peranannya secara dinamis dan produktif. Keberadaannya diharapkan mampu memberikan kontribusi dan perubahan positif yang berarti bagi perbaikan dan kemajuan peradaban umat Islam, baik pada dataran intelektual teoritis maupun praktis. Islamic education basically is a normative effort to assist the learners to apply Islamic values in their life. Globalization, in one side, presents a ‘positive’ opportunity to live more prosperous, comfortable, and cheap. But, globalization also presents a ‘negative’ effect such as worry, and restlessness. Globalization works 24 hours, offering various choices and private freedom. In short, nowadays we are offered ‘plenty choices and opportunites’. Therefore, the Islamic education, which is in the middle stream of globalization, is demanded to play important role dynamically and productively. The existence of Islamic education is expected to give positive contribution and changes to improve and develop Moslem civilization intellectually and practically.