DARI NII KE ISIS: Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam Radikal di Indonesia Kontemporer

Abstract

Serangkaian aksi teror dan tindak kekerasan oleh sekelompok organisasi Islam yang terjadi kurang lebih satu dasawarsa terakhir telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mendapatkan kecaman dunia internasional. Akibatnya timbul semacam islamophobia dan memandang bahwa Indonesia adalah negara sarang teroris. Gerakan radikalisasi agama dalam wujud apa pun termasuk yang paling ekstrem teror bom sebetulnya sudah ada sejak era tahun 1950-an. Fase pertama dimulai dengan munculnya gerakan DI/ TII Kartosoewirjo. Fase kedua, munculnya gerakan Komando Jihad 1970-an hingga 1980-an yang beberapa aktor utamanya adalah mantan anggota DI/TII era Kartosoewirjo. Nama Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir, yang kemudian dikenal luas sebagai amir Jamaah Islamiyah (JI), telah mulai menyeruak pada masa itu. Fase ketiga, berbagai gerakan teror dan kekerasan yang terjadi saat dan pascareformasi, akhir 1990-an hingga saat ini. Dan fase keempat, ditandai dengan berkembangnya kelompok-kelompok Islam radikal baru, terutama dari kelompok muda, yang sebetulnya masih mempunyai keterkaitan dengan para tokoh generasi sebelumnya. Radikalisasi mereka lebih dipengaruhi oleh berbagai peristiwa global. salah satu contoh organisasi ini adalah ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria). Gerakan radikalisasi agama dalam alur sejarah perkembangannya sebenarnya bukanlah gerakan murni jihad atas nama agama, melainkan juga mengusung kepentingan politik dan ekonomi dalam kaitannya dengan konspirasi global. Dengan kata lain, paham keagamaan hanya dijadikan kedok untuk mewujudkan kepentingan pihak tertentu. A series of acts of terror and violence by Moslem organizations which occur approximately the last decade has made Indonesia as one of the countries that receive international condemnation. Consequently arise islamophobia and saw that Indonesia is a terrorist state. Movement of religious radicalization in whatever form, including the most extreme terrorist bombings have actually been around since the 1950 era. The first phase began with the emergence of DI/TII Kartosoewirjo. The second phase, the emergence of Komando Jihad movement of the 1970 until the 1980 that some of the main actor is a former member of DI/TII Kartosoewirjo era. The name Abdullah Sungkar and Abu Bakar Bashir, who came to be known widely as the amir of Jamaah Islamiyah (JI), have begun to burst at that time. The third phase, the various movements of terror and violence that occurred during and after the reformation, the late 1990 to the present. And the fourth phase, characterized by the development of radical Islamic groups, mainly from the younger groups, who actually still has a link with the previous generations of leaders. Radicalization they are more influenced by global events. One example of this organization is the ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Movement of religious radicalization in the course of history of its development is not actually pure movement jihad in the name of religion, but also carries political and economic interests in relation to the global conspiracy. In other word, religious sect is only used as a cover to realize the interests of certain parties.