MODEL PENGAJARAN KEJUJURAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI PONDOK PESANTREN AL-AZHAAR LUBUKLINGGAU

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan model pengajaran kejujuran menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menyasar enam indikator: disiplin, amanah, komitmen, konsisten, adil, dan berkata benar. Melalui enam indikator tersebut tingkat kejujuran seseorang diukur; apakah seseorang dapat dikategorikan sebagai seorang yang jujur atau sebaliknya. Model pengajaran ini sangat cocok diterapkan di pondok pesantren atau sekolah berasrama. Karena model ini mengharuskan adanya peran maksimal orang tua dan pendidik secara simultan dan berkelanjutan. Di pesantren atau di asrama peran orang tua digantikan oleh pembimbing akademik selaku pengasuh dan sekaligus berperan sebagai pendidik yang bertindak sebagai model karakter yang diinginkan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) menggunakan metode eksprimen semu (quasi experiment) dan berpedoman pada konsep penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, dengan melaksanakan tiga siklus treatment. Masing-masing siklus dilakukan selama satu bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Pengajaran Kejujuran Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berpengaruh sangat signifikan. Di mana nilai karakter jujur sebelum treatment ditunjukkan dengan nilai rata-rata1,71, dan karakter jujur setelah treatment ditunjukkan dengan nilai rata-rata 3,58. Peningkatan ini sangat drastis karena nilai-nilai kejujuran diinternalisasikan secara massif dengan melibatkan pembimbing akademik sebagai model atau figur dan kolaborator sebagai pengamat. Di samping itu penelitian ini melibatkan hampir semua media dan program pondok yang sudah ada. Berdasarkan hasil penelitian ini maka direkomendasikan agar lembaga pendidikan umum maupun swasta, khususnya yang berasrama dapat menggunakan model pengajaran kejujuran menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). This study aimed to develop a model of honesty teaching by using Informationand Communication Technology (ICT) by targeting the six indicators: discipline, responsible, commitments, consistent, fair, and honest. Through the six indicators measured someone’s honesty; whether a person can be categorized as an honestman, or otherwise. This teaching model is very suitable to be applied in a pesantren or a boarding school. Because this model requires the maximum role of parents and educators simultaneously and continuously. In boarding schools or in the dorm role of parents is replaced by counselors as care giver role is as an educator who acts as a model for the character you want. This research is action research by using quasi-experimental methods and guided by the concept of action research developed by Kurt Lewin, to carry out three cycles of treatment. Each cycle is done for one month. The results showed that Honesty Teaching Modelby Using Information and Communication Technology (ICT) is very significant effect. Where the value of honest character before treatments are indicated by an average value of 1.71, and honest character after treatment is indicated by an average value of 3.58. This increase drastically because the values of honesty internalized massively involving academic supervisor as models or figures and collaborators as observers. Besides, this study involved almost all the media and the pesantren (boarding school) program that already exists. Based on these results,it is recommended that the public and private educational institutions, especially the boarding school can use the teaching model of honesty by using Information and Communication Technology (ICT).