Aktivitas Penghambatan Isolat Bakteri dan Rizosfer dari Empat Jenis Bambu Toraja Terhadap Jamur Penyebab Busuk Tanaman

Abstract

Sulawesi Selatan memiliki keragaman jenis Bambu yang tinggi, diantaranya tersebar di beberapa wilayahKabupaten Tana Toraja.Salah satu konservasi tanaman Bambu asli Tana Toraja terdapat di Stasiun UjicobaMengkendek.Bambu bagi masyarakat Toraja bukan hanya sekedar sebagai tanaman pemenuh kebutuhandasar saja, tetapi keberadaannya menjadi tolak ukur kelayakan suatu acara upacara adat. Potensi Bambusebagai tanaman obat juga telah banyak dilaporkan dalam beberapa penelitian yang telah dipulikasikan.Penelitian lain menyebutkan bahwa bakteri endofit yang terdapat dalam jaringan Bambu memilikikemampuan menghasilkan senyawa antifungal yang berpotensi dikembangkan sebagai agens hayati. Bakteririzosfer di sekitar daerah perakaran Bambu juga dilaporkan dapat dikembangkan sebagai pupuk hayatipemacu pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat bakteri endofit yangterdapat pada bagian akar, rebung dan daerah tanah sekitar perakaran tanaman bambu, serta kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan jamur uji Fusarium sp, Culvularia sp dan Rhizoctonia solani. Jamur Fusarium sp dihambat oleh dua isolat, yaitu isolat bakteri endofit asal akar bambu talang (A.Tl2) sebesar 6%, dan isolat bakteri endofit akar bambu ‘blitz’ (A.Bz1) sebesar 25%. Jamur Rhizoctonia solani dihambat mencapai 63% oleh isolat bakteri endofit akar bambu talang (A.Tl2), dan 60% oleh isolat bakteri rizosferbambu ‘blitz’. Pada Culvularia sp dihambat oleh tiga isolat berbeda, yaitu isolat bakteri endofit asal akar bambu hitam sebesar (A.Hi) 52%, isolat bakteri rizosfer bambu hitam (Ri.Hi) 30%, dan isolat bakteri endofit asal rebung bambu batik (Re.Bt2) 25%.Kata kunci : Bambu, Bakteri Endofit, Bakteri Rizosfer, Jamur