Gambaran Jumlah Trombosit dan Nilai Hematrokit pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang Cenderung Mengalami Komplikasi Shock di RSU Anwar Medika Periode Februari–Desember 2016

Abstract

Meski angka kematian akibat DBD semakin menurun setiap tahunnya, namun angka kematian penderita DBD dengan renjatan (shock) yang disertai perdarahan gastro intestinal hebat dan ensefalopati masih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang biasanya dilakukan untuk diagnosis sekaligus memungkinkan untuk memprediksi terjadinya renjatan adalah rendahnya jumlah trombosit dan tingginya nilai hematokrit, meskipun validitasnya menjadi kontroversional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah trombosit dan nilai hematokrit pada penderita DBD dengan kecenderungan terjadi shock. Data diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit Anwar Medika yang terdiagnosa DBD dan SSD selama periode Februari–Desember 2016. Pasien dari penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa DBD dan SSD sesuai kriteria WHO, data yang diambil adalah jenis kelamin, usia, jumlah trombosit dan nilai hematokrit yang kemudian dianalisa sebagai variabel untuk memprediksi terjadinya renjatan. Variabel-variabel tersebut dianalisa dengan analisis bivariat dan univariat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 260 sampel. 238 adalah sampel DBD tanpa shock dan 22 sampel DBD dengan shock. Didapatkan 100% pasien mengalami trombositopenia dan 45,8% diantaranya memiliki jumlah trombosit < 50.000 sel/mm3 dan 37.7% pasien mengalami hemokonsentrasi. Data menunjukkan shock lebih sering terjadi pada pasien laki-laki, usia < 15 tahun, jumlah trombosit < 50.000 sel/ mm3 dan nilai hematokrit > = 39% namun ke empat variabel tersebut tidak memiliki nilai yang bermakna sebagai alat deteksi kecenderungan terjadinya renjatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rendahnya jumlah trombosit dan tingginya nilai hematokrit saat admisi merupakan gambaran untuk diagnosa DBD, tetapi tidak selalu menunjukkan kecenderungan tinggi untuk terjadinya renjatan.   demam berdarah dengue; jumlah trombosit; nilai hematokrit; cenderung renjatan (shock)