Hubungan Penggunaan Terapi Ekspresif dengan Pengungkapan Emosi Marah pada Remaja SMK Pemuda Kutorejo
Abstract
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini sifat emosional remaja masih dalam proses menuju stabil. Remaja mengalami pertentangan dengan orang lain yang menyebabkan remaja mudah marah. Pengungkapan emosi marah yang kurang tepat banyak terjadi yang dilakukan remaja misalnya tawuran, perkelahian, dan bunuh diri. Tujuan Penelitian membuktikan adanya hubungan penggunaan terapi ekspresif dengan pengungkapan emosi marah pada remaja. Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah Case Control. Sampel pada penelitian ini sebanyak 246 responden yang diambil dengan Proporsional Stratiļ¬ ed Random Sampling. Variabel Independen yang digunakan penggunaan terapi ekspresif. Variabel dependen yang digunakan pengungkapan emosi marah (anger control). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala pengungkapan emosi marah dan penggunaan terapi ekspresif. Hasil analisa Kontingensi C menunjukkan bahwa ada hubungan penggunaan terapi ekspresif dengan pengungkapan emosi marah pada remaja. Terapi ekspresif berpengaruh menurunkan aktivitas sistem saraf otonom dan kardiovaskuler yang mampu memberikan tanggapan terhadap emosional melalui feedback negative ke kelenjar adrenal untuk menekan pengeluaran hormon stres sehingga stres berkurang dan ketenangan meningkat dan menjadi rileks. Terapi musik banyak dipilih karena sekarang hampir semua orang memiliki smartphone yang didalamnya ada aplikasi musik sehingga musik bisa diputar kapan saja saat seseorang marah, cemas dan lain-lain.