Flavonoid Pada Buah Jengkol (Pithecellobium Lobatum Benth) Sebagai Terapi Alternatif Diabetes Melitus Tipe 2

Abstract

Obat antidiabetes oral banyak memberikan efek samping yang tidak diinginkan, salah satunya obat golongan sulfonilurea yang memiliki efek samping hipoglikemik dan toksisitas hematologik,  obat biguanid memiliki efek samping yaitu gangguan pencernaan, asidosis laktat dan menurunnya absorpsi vitamin B12 sedangkan obat akarbose memiliki efek samping  flatulens, diare dan nyeri abdomen. Diabetes Mellitus  adalah salah satu penyakit tidak menular dengan pravelensi yang tinggi di dunia, Indonesia menempati urutan keempat jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, banyaknya efek samping yang terdapat dalam obat – obatan Diabetes Melitus serta fakta bahwa Diabetes Melitus memiliki prevalensi yang tinggi khususnya di Indonesia, para ahli mengembangkan sistem pengobatan tradisional untuk terapi Diabetes mellitus yang relatif aman. Salah satu terapi tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah terapi herbal. Saat ini lebih dari 400 jenis tanaman telah digunakan sebagai pengobatan alternatif. Salah satu tanaman herbal yang berkhasiat sebagai antidiabetik tersebut adalah jengkol (Pithecellobium  jiringa). Jengkol dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dan diketahui secara tradisional dapat mencegah diabetes serta dapat menurunkan gula darah pada penderita diabetes mellitus. Kandungan senyawa kimia aktif pada biji, kulit batang, dan daun jengkol adalah alkaloid, steroid or triterpenoid, glikosida, saponin, flavonoid, dan tannin.Dari beberapa kandungan yang terdapat pada buah jengkol, Flavonoid adalah yang digunakan sebagai agen antidiabetes dengan cara menjadi agen protektif sel beta pankreas serta dapat meningkatkan sensitivitas insulin.  Abstract: Oral antidiabetic drugs many side effects that are not desired, one of the drugs known as sulfonylureas that have side effects hypoglycemic and toxicity hematologic, drug biguanide have side effects, namely indigestion, lactic acidosis and decreased absorption of vitamin B12, while the drug acarbose have side effects flatulence, diarrhea and abdominal pain. Diabetes Mellitus is one of the non-infect diseases with high prevalence in the world, Indonesia is the fourth-largest number of diabetics in the world after India, China and the United States. Therefore, the many side effects of the drug contained in Diabetes Mellitus, and the fact that Diabetes Mellitus has a high prevalence, especially in Indonesia, experts developed a system of traditional medicine for the treatment of diabetes mellitus is relatively safe. One of the traditional therapy that is widely used by people in Indonesia is herbal therapy. Currently, more than 400 species of plants have been used as an alternative treatment. One of the herbs that are useful as antidiabetic djengkol (Pithecellobium jiringa). Djengkol can be used as a medicine and known traditionally to prevent diabetes and can lower blood sugar in patients with diabetes mellitus. The content of the active chemical compounds in the seeds, bark, and leaves jengkol are alkaloids, steroids or triterpenoids, glycosides, saponins, flavonoids, and tannins. From some of the content contained in fruit jengkol, Flavonoids are used as antidiabetic agents to adopt a pancreatic beta cell protective agent and can improve insulin sensitivity.