Gambaran penggunaan herbal pelancar ASI (Galactagogues) di desa Wonosari Kabupaten Pringsewu

Abstract

Gaya hidup kembali ke alam(back to nature)menjadi tren saat ini sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam,termasuk pengobatan dengantumbuhan obat (herbal). Sebenarnya,sudah sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya menanggulangi berbagai masalah kesehatan, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan modern menyentuh masyarakat.Selain lebih ekonomis, efek samping ramuan herbal sangat kecil dan penggunaan obat herbal alami dengan formulasi yang tepat sangat penting dan tentunya lebih aman dan efektif (Hidayati, 2016). Mengetahui gambaran Herbal yang dikonsumsi ibumenyusui di Desa Wonosari  Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2019. Penelitian ini dilaksanakandi Desa Wonosari  Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2019. Jenis penelitian adalah study deskriptif dengan metode survey analitik. Subjek penelitian adalah ibu menyusui dengan populasi sebanyak 120 reponden dan sample penelitian menggunakan tehnik total sampling, dengan jumlah 120 responden. Tehnik pengumpulan data adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dengan menggunakan lembar ceklis. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi daun katuk untuk meningkatkan produksi ASI yaitu sebanyak 52 responden (43,4 persen), selanjutnya adalah konsumsi daun kelor yaitu sebanyak 38 responden (31,6 persen), kunyit dan asam  9 responden (7.5 persen), daun turi 3 responden (2.5 persen), sangrai jagung 4 responden (3.3 persen) ,bayam 5 responden (4.2 persen), dan daun kacang panjang 9 responden (7.5 persen), sedangkan buah pepaya, jantung pisang dan sari kacang hijau tidak dikonsumsi oleh responden untuk meningkatkan produksi ASI. Memanfaatkan kembali tumbuhan dan makanan disekitar yang dapat memperlancar ASI. Dan bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda sehingga diketahui bahan galaktogogue yang paling efektif dalam meningkatkan produksi ASI. Abstract: Back to nature lifestyle has become a trend recently so that the community returned to use various natural materials, including treatment with medicinal plants (herbs). Actually, since ancient times Indonesian people have known and used medicinal plants as an effort to overcome various health problems, long before formal health services with modern medicines reached the community. The aim of this research is to know the descriptions of Herbs consumed by breastfeeding mothers in Wonosari, Gadingrejo, Pringsewu in 2019. This research was conducted in Wonosari, Gadingrejo, Pringsewu in 2019. This type of research is a descriptive study with analytical survey methods. The research subjects were nursing mothers with a population of 120 respondents and the research sample used a total sampling technique, with a total of 120 respondents. The data collection is primary data, namely the data obtained directly by using the checklist. The results of this research show that most of the respondents consumed katuk leaves (Sauropus androgynous) to increase milk production as many as 52 respondents (43.4 percent), then the consumption of Moringa leaves was 38 respondents (31.6 percent), consumption of turmeric and tamarind was 9 respondents (7,5 percent), consumption of Turi leaves (Sesbania grandiflora) was 3 respondents (2,5 percent), consumption of roasted corn 4 respondents (3.3 percent), consumption of spinach was 4 respondents (4.2 percent) and long bean leaves was  9 respondents (7.5 percent), while the papaya fruit, banana flowers, and green bean extract were not consumed by respondents to increase breastmilk production. The researcher suggests nursing mothers to benefit plants and food around them which can increase breastmilk production. For other researchers, they can do further research with different variables so that it is known which galactagogue materials are the most effective in increasing breastmilk production.