Karakteristik kasus covid-19 klaster reaktif di lokasi non fasilitas kesehatan (Wisma Asrama Haji)

Abstract

Awal tahun 2020 pandemi Covid-19 memasuki  wilayah Indonesia yang sebelumnya pandemi yang sama mengguncang kota Wuhan Tiongkok, dan hingga saat ini beberapa wilayah terjangkit dalam waktu tidak terlalu lama berubah menjadi wilayah zona merah. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pun mengalami hal serupa, sekitar pertengahan bulan Maret 2020 terkonfirmasi di Kabupaten Basel satu kasus, disusul oleh Kabupaten Belitung, Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan akhirnya seluruh Kabupaten Kota di wilayah Provinsi terpapar Covid-19. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik pasien Covid19 reaktif yang dikarantina di non fasilitas kesehatan (Wisma Asrama Haji). Data yang diolah merupakan data sekunder bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung dengan periode waktu Maret – Juli 2020. Adapun untuk dapat mencapai tujuan penelitian, metode yang digunakan antara lain : metode statistik deskriptif dan visualisasi grafik. Wisma Asrama Haji merupakan sarana yang diberdayakan untuk menampung pasien covid-19 reaktif dari seluruh kluster, sebelumnya tercatat tempat non fasilitas kesehatan sampai pada awal bulan Juni fasilitas kamar penuh. Lonjakan kasus Covid-19 (kasus reaktif) di Bangka Belitung terjadi di awal bulan Juni, untuk menampung semua kasus tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi kembali membuka fasilitas karantina khusus atau wisma karantina kluster reaktif di gedung Asrama Haji dengan kapasitas 70 kamar. Setiap kamar disediakan hanya untuk satu orang penghuni atau kasus. Melalui proses karantina di wisma karantina ini, penyebaran kasus Covid-19 di Babel dapat dikendalikan secara bertahap, hingga sekarang kasus Covid-19 baik kasus reaktif maupun kasus terkonfirmasi mulai mereda, hanya 1-3 kasus dalam perawatan saat ini.