Adaptasi Masyarakat Permukiman Pelantar dalam Menghadapi Kesulitan Air Bersih di Kelurahan Tanjung Unggat

Abstract

Kesulitan yang dialami masyarakat permukiman pesisir yang berada di atas pelantar di Kelurahan Tanjung Unggat, terjadi karena berbagai faktor seperti kondisi tempat tinggal masyarakat merupakan daerah dengan topografis tanah yang tidak bisa untuk mendapatkan sumber mata air bersih yang baik, faktor perubahan cuaca dan ditambah lagi dengan kondisi perekonomian masyarakat pesisir yang cenderung berpenghasilan rendah dan tidak menentu. Dengan kesulitan yang terjadi tersebut, masyarakat berusaha melakukan berbagai tindakan adaptasi (penyesuian) secara kolektif untuk mengatasi permasalahan air bersih yang telah sejak lama terjadi hingga sampai saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk modal sosial yang timbul dari proses adapatasi yang di lakukan masyarakat. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan sampel (purposive sampling) menetapkan 10 orang masyarakat dari 2 Rukun Tetangga (RT) sebagai informan penelitian. Teknik analisis data dianalisi secara kualitatif, berdasarkan dukungan teori yang berkaitan dengan objek penelitian dan hasil wawancara serta observasi yang kemudian akan ditarik suatu kesimpulan hasil penelitian. Adapun hasil temuan dalam penelitian ini adalah menggambarkan sumber dan kapasitas penggunaan air bersih masyarakat permukiman pelantar di Kelurahan Tanjung Unggat yang cukup jauh dari permukiman serta air tersebut tidak dapat di nikmati secara berlebihan. Sehingga dengan upaya berdaptasi masyarakat mencoba mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Tindakan adapatasi timbul karena adanya modal sosial yang sangat kuat di dalam masyarakat permukiman pelantar di Kelurahan Tanjung Unggat yang berupa jaringan (kerjasama) membangun sarana air bersih, kepercayaan antar sesama dalam menjaga dan merawat fasilitas yang ada, dan nilai (etos kerja) yang timbul dari kesulitan yang terjadi, serta norma sebagai dasar ketaatan masyarakat dalam menjaga kerukunan dan tujuan keberhasilan pembangunan.