Perjuangan Kelompok Minoritas: Studi Gerakan Waria Di Tanah Melayu Tanjungpinang

Abstract

Keberadaan waria (Wanita-Pria) di tanah Melayu menuai pro dan kontra. Norma, nilai dan agama yang dianut oleh masyarakat Melayu Kota Tanjungpinang membuat keberadaan waria di kota ini terkategori pada perilaku menyimpang. Alhasil, perlakuan yang diterima oleh para waria di Kota Tanjungpinang cenderung diskriminatif. Berangkat dari hal itulah maka waria di Kota Tanjungpinang berkeinginan untuk memperjuangkan hak mereka yakni mendapatkan pengakuan dari masyarakat akan identitas mereka sebagai waria. Perjuangan itu diawali dengan membentuk komunitas waria yang dikenal dengan Forum Komunikasi Rumpun Waria Sehati (FKRWS) Kota Tanjungpinang. Untuk itu dibutuhkan suatu analisa akademis melalui landasan penelitian ini dengan menggunakan metode kualitatif dimana yang diteliti adalah gambaran kehidupan dan tindakan manusia dalam interaksi sosialnya. Untuk mendapatkan data-data deskriptif (memaparkan, menuliskan, melaporkan) berupa data tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati atau informasi yang dapat membantu mengetahui bagaimana perjuangan kelompok minoritas: studi gerakan waria di Tanjungpinang. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa teridentifikasi bentuk-bentuk perjuangan waria agar diakui dalam masyarakat Tanjungpinang meskipun mereka dalam kelompok minoritas. Adapun upaya yang dilakukan adalah dengan bergabung dalam FKRWS Kota Tanjungpinang, bergabung dengan kegiatan sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS, membuka usaha yang dimodali oleh pemerintah Kota Tanjungpinang, mengikuti perlombaan dalam bidang olahraga seperti volli dan senam di Kota Batam, serta terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan seperti mengikuti perayaan kemerdekaan Indonesia, menggalang bantuan untuk Rohingya dan menggalang kegiatan donor darah. Kegiatan yang dilakukan oleh waria FKRWS adalah bentuk dari perwujudan eksistensi mereka sebagai kelompok minoritas di tanah Melayu.