Pengaruh masyarakat sekitar Nabi S.A.W. terhadap keberadaan Hadis

Abstract

Hadis Nabi merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an, yang setiap muslim wajib mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya. Karena sifatnya yang demikian, maka mempelajari hadis juga merupakan keharusan bagi setiap muslim. Karena, untuk beramal dengan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadis-hadis Nabi, seseorang minimal harus mengetahui hal-hal yang diajarkan di dalamnya. Di samping memahami dan mengkaji hadis, mempelajari ilmu hadis juga menjadi keniscayaan, karena ilmu ini membahas hal ihwal yang terkait dengan Nabi khususnya dari segi dapat tidaknya dijadikan hujjah atau dalil agama Islam. Hadis ( Sunnah) yang lahir tidak dapat terlepas dari kondisi dan situasi masyarakat dimana hadis itu terbentuk, serta tidak lepas dari peran sahabat pada masa itu. Masyarakat dan sahabat adalah merupakan subjek sekaligus objek dari terbentuknya hadis. Hadis hadir mengiringi dan menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an, sekaligus sebagai jawaban-jawaban kejadian-kejadian atau kasus yang sedang terjadi baik masalah ibadah maupun muamalah. Mengingat pentingnya kedua faktor pembentuk lahirnya hadis, yaitu kondisi masyarakat dan peran sahabat, maka untuk mempelajari hadis pada saat ini tidak bisa mempelajari hadis berdasarkan teksnya belaka (tekstual), tetapi perlu juga mempelajari konteks saat hadis itu lahir. Berdasarkan uraian pembahasan di atas, jelaslah bahwa mempelajari hadis perlu mengkaji historis, sosiologis dan antropologis (kontekstual) masyarakat pada saat dimana hadis itu lahir.