Pendekatan Person-Centered Dalam Menangani Body Shaming Pada Wanita
Abstract
Menginjak fase pubertas remaja mengalami fase peruahan salah satu perubahan fisik. Beberapa kasus yang dialami oleh remaja berupa kekerasan non veral. Perubahan fisik menjadi bahan ejekan, seperti terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu gemuk, terlalu kurus, berkulit coklat, dan lain sebagainya. Komentar soal tubuh yang dianggap tidak sesuai keyakinan kecantikan dapat membuat seseorang merasa kurang peraya diri. Kemajuan teknologi pada era ini memudahkan individu dalam mengakses informasi dari segala media. Selain memudahkan juga menimbulkan permasalahan perbandingan dari individu satu dengan lainnya. Body shaming seagai salah satu kasus yang mudah sekali terjadi tanpa disadari oleh setiap orang. Body shaming adalah bentuk dari tindakan mengomentari fisik, penampilan, atau citra diri seseorang. Pendekatan person-centered memberikan bantuan berupa meningkatkan kualitas hubungan antara konselor dan klien (conditions for therapeutic change). Konselor membentuk kembali ideal self dan real self dari Individu tersebut.