PENERAPAN BASEL ACCORD MELALUI PERHITUNGAN EKONOFISIKA DALAM MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN
Abstract
Dalam membantu menangani stabilitas reformasi sektor keuangan global di tengah kondisi ekonomi sedang mengalami perlambatan seperti sekarang ini di Indonesia perlu adanya gaya baru dalam mengelola risiko. Sampai saat ini perbankan dalam mengatasi risiko menggunakan basel accord bermula dari basel I, II, III. Di awal 2019 ini semua perbankan harus sukses menjalankan basel III. Akselerasi semacam itu telah menyebabkan bank-bank meningkatkan metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengukur dan mengelola risikonya. Betapapun hebatnya pengawasan yang digariskan Basel, haruslah disadari bahwa itu merupakan produk dari hegemoni paham neo-liberal, yang tentu tak selalu cocok untuk diterapkan di setiap negara, termasuk di Indonesia. Terilhami dari hal itu maka berimbas kepada sektor perbankan untuk menerapkan manajemen risiko. Dari sini muncul konsep baru melalui kolaborasi keilmuan antara ekonomi dan fisika. Kebutuhan akan fisikawan dalam bidang ekonomi dan keuangan ini sudah menjadi sesuatu yang tidak terelakan. Demi terciptanya bank yang sehat ekonofisika bersandar pada fakta empirik pada analisis risiko. Hal ini menunjukkan senantiasa berkembangnya ilmu manajemen risiko pada sistem perbankan di tanah air.