MODEL PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PASCA PANEN, PENGOLAHAN HASIL DAN KEMITRAAN USAHA BAWANG MERAH DI SENTRA PRODUKSI MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN (Studi Kasus Di daerah Sentra Produksi Bawang di Kab. Nganjuk)
Abstract
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan kelompok tani melalui pelatihan dan pendampingan penerapan teknologi pengolahan dan pasca panen serta akses pasar bawang merah. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk dengan alasan lokasi tersebut merupakan salah satu daerah sentra produksi bawang merah di Jawa Timur dengan jumlah responden 30 orang petani bawang merah. Penelitian dilakukan selama dua tahun, tahun pertama dilakukan mulai April 2014 sampai dengan Oktober 2015. Penelitian tahun pertama bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk penanganan pasca panen pada usahatani bawang merah, menyusun model kelembagaan pasca panen dan menghitung pendapatan usahatani tani bawang merah sebelum dan sesudah menerapkan praktik pasca panen. Penelitian tahun ke dua bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil melalui pelatihan pengolahan hasil, mengetahui respon petani terhadap model kelembagaan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil. Metode penelitian yang digunakan adalah tahun I pendekatan survey dan tahun II pendekatan kuantitif diskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah diskriptif kuantatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 20% petani bawang merah di Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk menerapkan praktik pasca panen, yakni melakukan pembersihan, pengikatan, pengeringan, grading, pengemasan, penyimpanan , pemberian bahan kimia (kalsium) dan transportasi. Dengan penerapanan praktik pasca panen ini dapat meningkatkan efisiensi usahatani bawang merah dari 1.52 menjadi 2,08, artinya keuntungan usahatani meningkat sebesar 36,84%. Selama ini petani bawang merah belum mengorganisir kegiatan pasca panen dalam kelompok tani tetapi masih berjalan sendiri-sendiri. Oleh karena itu telah disusun Model Kelembagaan Pasca Panen, Pengolahan Hasil dan Kemitraan Usaha Berbasis Pendekatan Kelompok (Gapoktan) agar dapat mengatasi permasalahan tehnis, ekonomi dan sosial petani dalam mengembangkan praktik pasca panen dan pengolahan hasil.