Keberpihakan Al-Qur'an terhadap Perempuan (Studi atas Hermeneutika Amina Wadud)

Abstract

Amina Wadud is one of hermeneutics experts about contemporary Quran who is popular and controversial related to thoughts or her background. This article tries to find relation between Wadud’s biographical tracks and her view about Quran and explain theory and hermeneutics principal what is done her. As literature study, this article uses figure thematic approach method by descriptive-analytics technique. This article finds existing of strong relation between Wadud’s biography and her interpretation product. Her experience as triple minority is really visible in interpretation and method what is chosen her. Beside not use tahlili method, she also limits her research in some cases and keywords in Quran. Beside it, her interpretation product is directed to fulfil category as holistic interpretation according to herself typology, constitutes critics from traditional and reactive interpretation. Her hermeneutic framework is consisting of three aspects, i.e. revelation context, grammar and language, and views of Quran life. One of keywords what is peered by Wadud is nafs which she has opinion that although feminine grammatically, it has universal meaning conceptually. Therefore, it can’t be considered easily as feminine only or masculine (Adam) only is like mainstream understanding all this time.Keywords: Amina Wadud, Quran hermeneutic AbstrakAmina Wadud merupakan salah seorang pakar hermeneutika Al-Qur’an kontemporer yang populer sekaligus kontroversial perihal pemikiran maupun latar belakangnya. Artikel ini berupaya menemukan hubungan antara jejak biografis Wadud dengan pandangannya seputar Al-Qur’an serta memaparkan teori maupun prinsip hermeneutik yang ia gunakan. Sebagai studi pustaka, artikel ini menggunakan metode pendekatan tematik tokoh dengan teknik deskriptis-analitis. Artikel ini menemukan adanya hubungan yang kuat antara riwayat hidup Wadud dengan produk penafsirannya. Pengalamannya sebagai triple minority begitu tampak dalam kerja penafsiran maupun metode yang ia pilih. Selain tak menggunakan metode tahlili, ia juga membatasi kerja penelitiannya pada beberapa kasus dan kata kunci dalam Al-Qur’an.  Selain itu, produk tafsirnya ia arahkan untuk memenuhi kategori sebagai tafsir holitstik yang menurut tipologinya sendiri, merupakan kritik dari tafsir tradisional dan tafsir reaktif. Kerangka hermeneutisnya terdiri dari tiga aspek yakni konteks pewahyuan, susunan gramatika dan bahasa dan pandangan hidup Al-Qur’an. Salah satu kata kunci yang dibidik Wadud adalah nafs yang menurutnya meski bermakna feminine secara gramatika, secara konseptual ia bermakna universal. Karenanya, ia tidak bisa begitu saja dianggap feminin saja ataupun maskulin (Adam) saja seperti yang selama ini menjadi pemahaman mainstream.Kata kunci: Amina Wadud, Al-Qur'an, hermeneutika