Gerakan Sosial Keagamaan FPI (Front Pembela Islam)
Abstract
Emerging of Front Pembela Islam (FPI) is very interesting for public in Indonesia, even controversial. Besides its activities that are often exposed in mass media, sometimes there is issue that the organization is radical. Although meaning of “radical” is still debatebale, but piercing of the FPI’s great leader when expressing opinions and criticals make oppositions feel enough challenged. This research discusses history of FPI, lineage, and leadership style of its great leader. This research uses phenomenology method illustrates FPI movement that is viewed “radical”. FPI movement is very systematical, active, shrill and controversial, till growing refusal from some Indonesian Muslim group, even there are people who propose so that government disperse it. Involvement of FPI in politics world is very clear when movement 212 occurred in December 2, 2016. Packaging of together prayers that was accessoried by “‘flag’ solidarity of Muslim for the country” made many people impressed and called to attend, though some people must be on foot. They believed that it is a “jihad” (holy war). Influence of Habieb Rizieq is very strong, even there are people state that he can combine some theories, i.e. greath man theory, contingency leadership theory, situational leadership theory, partisipative theory and relationship/transformation leadership theory. Today, FPI is known as a religious movement that is like participcate to support Indonesian politics world actively.Keywords: radical organization, FPI controversy, Habieb Rizieq AbstrakKemunculan Front Pembela Islam (FPI) sangat menarik perhatian publik di Indonesia, bahkan kontroversial. Selain aktitvitasnya yang cukup sering terekspos media massa, tidak jarang muncul isu bahwa organisasi tersebut disebut radikal. Walaupun makna “radikal” masih dalam perdebatan, tapi kelantangan imam besar FPI ketika mengemukakan pendapat dan kritik cukup membuat lawan bicaranya terasa “tertantang. Penelitian ini mengungkapkan sejarah FPI, nasab dan gaya kepemimpinan imam besarnya. Penelitian dengan metode fenomenologi ini menggambarkan pergerakan FPI yang dianggap “radikal”. Gerakan FPI sangat sistematis, aktif, lantang dan kontroversial, sehingga memicu penolakan di sebagian kalangan umat Islam Indonesia bahkan ada yang mengusulkan agar pemerintah membubarkannya. Keterlibatan FPI dalam kancah politik sangat terlihat jelas pada saat terjadi gerakan 212 yang terjadi pada tanggal 2 Desember 2016. Balutan doa bersama yang dipenuhi “’bendera’ solidaritas umat Islam untuk negeri” sangat membuat banyak orang terpesona dan terpanggil untuk menghadirinya walaupun ada yang dengan berjalan kaki. Mereka yakin ini adalah jihad. Pengaruh Habieb Rizieq tampak sangat kuat, bahkan ada yang menyatakan bahwa beliau mampu menggabungkan beberapa teori, yakni greath man theory, teori kepemimpinan kontingensi, teori kepemimpinan situasional, teori kepemimpinan partisipatif dan teori kepemimpinan relationship/transformasi. Saat ini, FPI dikenal sebagai gerakan agama yang suka berpartisipasi mendukung dunia politik secara aktif.Kata kunci: organisasi radikal, kontroversi FPI, Habieb Rizieq