Etnografi Sebagai Teori Dan Metode

Abstract

Memahami masyarakat manusia merupakan suatu upaya yang selalu menarik untuk dilakukan. Di tengah-tengah upaya tersebutlah, etnografi hadir. Etnografi ditinjau secara harfiah dapat berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa. Ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi ini adalah sifatnya yang menyeluruh dan terpadu (holistic-integratif), deskripsi yang kaya (thick description) dan analisa kualitatif dalam rangka mendapatkan cara pandang pemilik kebudayaan (native’s point of view). Umumnya etnografi digunakan oleh sebagian peneliti untuk memahami kebudayaan lain (other cultures). Sedangkan, sebagian lain berpendapat bahwa etnografi telah menjadi alat yang fundamental untuk memahami masyarakat kita sendiri dan masyarakat multikultural di seluruh dunia. Dalam tradisi pengetahuan Islam, sejenis deskripsi etnografi dapat kita temukan dalam berbagai literatur, misalnya deskripsi kebudayaan yang ditulis Ibnu Battutah seorang pengembara (traveler), petualang (adventurer), dan pengamat (viewer) pada abad ke XIII dalam perjalanannya mengelilingi dunia dan berinteraksi dengan berbagai kebudayaan lain. Selain Ibnu Bathuthah, ada pula ilmuan muslim bernama Ibnu Khaldun, seorang filosof, ahli sejarah, dan politikus abad ke XIV yang pemikirannya terus digulirkan dan menjadi bahan kajian dalam berbagai diskursus pemikiran sosial politik kontemporer. Berangkat dari pengalaman dan pengamatannya yang tajam, Ibnu Khaldun merajut pikiran-pikiran kritis tentang hal-hal yang berkaitan dengan sistem kemasyarakatan dan kenegaraan berikut kritik-kritik inovatif terhadap cakupan sejarah sebagaimana tertuang dalam karya besarnya Muqaddimah yang merupakan pengantar dari kitab Al Ibar.