PERANCANGAN ULANG ALAT PEMERAS MADU (Studi Kasus: Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Riau)
Abstract
Kenyamanan petani lebah dalam proses pemerasan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan untuk menanggulangi keluhan rasa sakit yang dialami petani lebah, terutama pada bagian leher, kaki, punggung dan kedua tangan mereka. Dimana masyarakat tapung kabupaten kampar riau belum mengunakan alat pemeras madu yang di pasarkan yaitu ekstraktor lebah. Alat ekstraktor merupakan alat bantu pemerasan madu yang berbentuk silinder dengan bingkai penampung sarang yang beputar dengan gaya sentrifugal. Peneliti mencoba untuk merancang ulang alat pemeras madu berdasarkan data antropometri yang sesuai kebutuhan petani lebah serta memberikan kuesioner Standardised Nordic Questionnaires (SNQ). Hasil perancangan ulang alat pemeras madu berdasarkan data antropometri adalah seperangkat alat pemeras madu yang terdiri dari meja, kursi, motor listrik, saringan dan mata pisau bergerigi dan lain - lain. Semua komponen alat pemeras madu dirancang satu set, sehingga proses pemerasan dalam penggunaannya lebih mudah digunakan. Dilihat dari segi ukuran alat pemeras madu dengan tinggi kursi dari lantai 88cm, tinggi alas duduk dari lantai = 43cm ,tinggi sandaran kursi=56 cm, lebar alas kursi= 50 cm, Lebar sandaran kursi= 50 cm, panjang alas kursi= 45cm, jarak alat pemeras madu=71 cm, lebar alat bantu penekan=13cm, Jarak kursi dengan tiang alat rancangan= 27cm dan tinggi meja alat pemeras madu= 70 cm.