PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (AUTISME) DI SEKOLAH INKLUSIF

Abstract

Pertumbuhan anak berkebutuhan khusus di Indonesia dewasa ini sangat cepat, sehingga pelayanan pendidikan yang diharapkan oleh orang tua belum bisa terpenuhi dengan baik. Akibatnya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mengikuti pendidikan di sekolah reguler yang tidak memberikan perhatian secara khusus pada semua anak didiknya. Matematika telah diperkenalkan secara resmi pada anak didik di awal sekolahnya demikian juga dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di dalamnya. Kesulitan matematika adalah hambatan atau gangguan belajar pada anak yang ditandai oleh ketidak mampuan anak untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengalami kesulitan dapat diketahui melalui kriteria-kriteria yang sebenarnya merupakan indikator terjadinya kesulitan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan matematika Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) saat proses pembelajaran matematika berlangsung, yang selanjutnya guru dapat mengambil langkah-langkah perbaikan yang tepat untuk proses belajar mengajar. Namun pengetahuan matematika muncul ketika Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mengerjakan sesuatu dengan aktivitas fisik, seperti menyusun blok puzle dan mengurutkan benda sesuai ukuran. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga dapat memperoleh pengetahuan matematika walaupun sangat terbatas. Sehingga anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tersebut dapat menerima pelajaran sesuai dengan kemampuan mereka dan diberikan bimbingan sesuai dengan hak yang seharusnya mereka dapatkan sehingga dapat mencapai kemampuan optimal.