Model Pembelajaran Berbasis Zikrullah Analisis Kitab Sirrul Asrar Fima Yahtaju Ilaihil Abrar karya Syeikh Abdul Qadir Jailani
Abstract
Hal yang menjadi titik tekan pada model pembelajaran adalah penggunaan amalan - amalan zikir sebagai sarana untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Syeikh Abdul Qadir Jailani, seorang pendiri tarikat yang hidup pada Abad Pertengahan, telah berhasil menemukan cara untuk mengatasi kemerosotan kualitas akhlak.Model pembelajaran berbasis, zikrullah menitikberatkan kepada penanaman atau internalisasi nilai keagamaan yang bersumber dari Ilahi. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, konsep tauhid menjadi tolak ukur kemurnian keberagamaan yang mengakar pada perilaku sehari - hari.Konsep ini merupakan bagian dari rumpun tazkiyah, yaitu ilmu yang membahas tentang penyucian diri. Sebab, model ini lebih menitikberatkan pada proses untuk mengenal Allah lebih dekat melalui amalan - amalan zikir yang dilakukan setiap hari (zikir harian), mingguan (khataman), dan bulanan (manaqiban).Pada praktiknya, model pembelajaran tersebut tidak bisa secara langsung diadopsi di dunia pendidikan formal, terlebih apabila titik fokus ada pada praktiknya. Akan tetapi, apabila titik fokusnya pada esensi dan pelaksanaan zikir, hal tersebut sangat mungkin untuk diterapkan melalui kegiatan - kegiatan keagamaan di lembaga pendidikan formal, seperti mengawali pembelajaran dengan berdoa, mengajarkan untuk melaksanakan shalat shunnah, dan menghubungkan materi - materi umum kepada konsep keagamaan. Artinya esensi dari zikir inilah yang kemudaian harus diterapkan dalam berbagai aspek, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran. Konsep zikir ini harus diterapkan dalam semua mata pelajaran di kelas.