Menekan Ketimpangan Pendanaan Pendidikan Dan Mengurangi Kemiskinan
Abstract
Kebijakan Inklusi Pendanaan pendidikan akan mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Karena setiap pertumbuhan ekonomi akan menciptakan tambahan pekerjaan. Merujuk Konsep hukum Coulomb, di mana ada daya tarik yang kuat, bila berbeda muatan akan mengalami tarik menarik, di sini antara pengentasan kemiskinan dan jumlah rata-rata tahun pendidikan, yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia meningkat dengan cepat, pada awal 1960-an yang hanya 60 Dolar AS per tahun, pada 2016 menjadi 3.605 dollar AS. Sayangnya kenaikan pendapatan rata-rata ini tidak diikuti oleh mengecilnya gap jurang kaya dan miskin, hal ini dibuktikan dengan memburuknya rasio Gini, BPS mencatat koefisien Gini meningkat dengan cepat dari 0,30 pada tahun 2000 menjadi 0,41 pada tahun 2013 dan menurun sedikit 0,394 pada 2016.Fokus pemerintah bahwa sejak tahun 2008 mendorong anggaran pendidikan 20 % dari APBN, Dalam jangka pendek sedikit mengurangi kemiskinan, sebaliknya mendorong kuat ekonomi kelas menengah ke atas, Implikasinya mendorong pelebaran ketidaksetaraan ekonomi. Karena itu, pemerintah sekarang perlu untuk mendorong Inklusi pendanaan pendidikan yang tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah rata-rata tahun pendidikan