ULAMA, MASJID DAN RUANG DEMOKRASI Pergumulan Elit Agama Menjelang Pilkada Serentak Tahun 2018 di Kalimantan Barat
Abstract
Ulama sebagai pialang budaya (cultural broker) memiliki fungsi politik dalam ruang demokrasi. Kajian ini berupaya mengulas fungsional ulama dan diskursus yang berkembang, idealisasi figur pemimpin serta produksi narasi preferensi politik yang dsuplai untuk masyarakat pada kontestasi politik di ruang demokrasi di Kalimantan Barat. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dan kerangka berfikir sosial-politik, sehingga dapat tergambarkan alur pemikiran (route map of thingking) para ulama Kalimantan Barat dan posisinya di ruang demokrasi. Ulama Kalimantan Barat telah menyiapkan propaganda doktriner berupa nalar kompetisi bagi calon kontestan muslim di ruang demokrasi, berikutnya juga terdapat naratical prferference yang disampaikan lewat masjid bagi para calon pemilih, hanya saja belum dilengkapi dengan tujuan yang jelas (immesurable purpose) sehingga sulit untuk mencari figur pemimpin yang diinginkan. Walau demikian, Ulama Kalimantan Barat dalam ruang demokrasi dan kebangsaan berada dalam posisi moderat, sehingga juga ramah dengan ragam perbedaan baik dari kontestan maupun pada keragaman preferensi pemilih.