Reaksi Agama dan Budaya Dalam Dimensi Perencanaan Kepemimpinan di Dunia Pendidikan
Abstract
Agama yang bersumber dari Allah Swt, kemudian agama bereaksi menjadi kecerdasan spiritual dalam kehidupan masyarakat, kemudian dihidupkan dalam bentuk ritual ibadah. Selanjutnya ritual ibadah dalam beragama dipahami manusia sebagai salah satu aspek budaya. Dari situlah dimensi kepemimpinan akan terencana melalui pemahaman agama, terlebih bila dikaitkan dengan dunia pendidikan. Perbedaan agama dan budaya terlihat dari sebuah proses yang berbeda, agama dipahami dari proses vertikal, sedangkan budaya dipahami dari proses horizontal. Agama bersifat spiritual sedangkan budaya bersifat akal, sehingga menurut sistem sosial budaya manusia disebut al-Insan yang memiliki akal pikiran, mampu mengembangkan budaya yang berdampak luas terhadap kehidupan dan lingkungan di permukaan bumi. Kemampuan akal pikiran dapat dinyatakan juga sebagai kemampuan budaya, memiliki makna yang tinggi bagi manusia sebagai makhluk hidup. Aspek-aspek atau komponen-komponen materi seperti ruang, alam semesta, bangunan, pakaian, peralatan dan non-materi semisal pengetahuan, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, peranan, merupakan suatu sistem yang disebut sistem budaya.Sistem budaya merupakan rangkaian hubungan komponen-komponen budaya sebagai ungkapan prilaku, perbuatan, dan tindakan manusia sebagai makhluk budaya. Namun demikian, dalam mekanisme budaya tersebut, tidak terpisahkan dari hubungan antara manusia sebagai makhluk sosial yang menghubungkan antar individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok manusia lainnya. Di sini terbentuk suatu tatanan yang dikonsepkan sebagai sistem sosial. Sistem ini terbentuk, sebagai akibat hubungan sosial antar komponen-komponen.