Surat Kabar Kota Medan Era 4.0
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi surat kabar cetak di Kota Medan Era 4.0, serta faktor-faktor memengaruhi perkembangan dengan menggunakan metode analisis dokumentasi serta wawancara kalangan pers terhadap surat kabar yang selama ini diketahui memiliki minat baca tinggi. Hasil penelitian menemukakan surat kabar harian cetak di Kota Medan mencapai 30 suarat kabar berada dalam kondisi kritis bahkan diperkirakan akan kolep. Karena pemasokan iklan yang merupakan jantungnya persuratkabaran menurun derastis sampai ke tingkat paling bawah. Fakta ini ditunjukkan Harian Analisa hanya mendapatkan 3 halaman iklan yang sebelum-seblumnya mencapai 10 halaman, Waspada hanya mampu meraih 0,5 halaman iklan, Harian Tribun hanya 1,5 halaman iklan, Sumut Pos 1 halaman, Koran Mimbar Umum, Sinar Indonesia Baru, Medan Pos, dan lainnya cuma ¼ halaman iklan, bahkan beberapa media lainnya tidak memperoleh iklan sama sekali.Penyebab rendahnya pemasukan iklan bagi surat kabar cetak, karena para pemasang iklan melarikan iklan ke media berbasis digital dengan tarif lebih murah dan gampang diakses pembaca melalui android. Sisi lain juga karena berita-berita yang disajikan media surat kabar tidak mampu menarik perhatian pembaca secara signifikan, sehingga pembaca cendrung mengabaikan berita-berita di media massa surat kabar cetak. Apa yang dikemukakan Garnham dalam teori ekonomi politik media jelas sekali bahwa media massa termasuk media massa cetak surat kabar erat kaitannya dengan masalah ekonomi. Artinya media massa surat tidak akan hidup tanpa didukung kekuatan ekonomi. Satu-satunya yang dapat menghidupkan media massa cetak terletak pada pemasukan iklan. Teori Uses and effec juga berpandangan terhadap apa yang menjadi keinginan dan pandangan pada massa media serta akses kepada media akan membawa individu membutuhkan atau tidak membutuhkan mass media. Hal ini berkaitan dengan daya tarik berita yang disuguhkan media cetak tersebut sehingga memengaruhi sikap pembeli.